SANANA,SP-Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Pendidikan, resmi meluncurkan buku cerita rakyat Kepulauan Sula dan kamus bahasa daerah Sula-Indonesia dialek tiga suku yaitu suku Fahahu, Fagud, dan Fatcey.
Kegiatan yang dihadiri oleh para Tokoh dari ketiga Soa diantaranya Soa Fahahu, Fagud dan Fatcey dan Akademisi STAI Babussalam Sula, Drs. H. Hasan Pauwah, M.Pd.I, kemudian hadir pula Praktisi Bahasa, H. Abdolah Umamit, S.Pd, dan para Kepala Sekolah yang berlangsung di Aula Hotel Beliga, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana. Jumat pekan kemarin.
Ketua Lembaga Pusat Studi dan Penelitian Pendidikan, Burhan Umaternate dalam sambutannya menjelaskan, bahasa dan cerita rakyat adalah kekayaan budaya yang menjadi cermin identitas suatu masyarakat. Melalui bahasa, tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga melestarikan nilai-nilai, sejarah, dan kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur. Begitu pula dengan cerita rakyat yang merupakan jembatan penghubung antara generasi yang lampau dengan generasi masa kini, maupun yang akan datang.
“Oleh karena itu, kegiatan penyusunan kamus dan buku cerita rakyat ini memiliki arti yang sangat penting. Kamus ini bukan hanya menjadi dokumen linguistik, tetapi juga warisan budaya yang akan memperkuat identitas masyarakat Sula. Buku cerita rakyat yang disusun akan menjadi medium untuk mengenalkan kembali kekayaan cerita lokal kepada anak anak, generasi muda, dan masyarakat luas,” ujarnya.
Menurutnya, proses yang telah dilalui dalam penyusunan ini tentu tidak mudah. Namun, berkat kerja keras tim penyusun, narasumber, serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga telah sampai pada tahap akhir yang membanggakan.
Burhan menyampaikan rasa hormat dan apresiasi yang setinggi tingginya kepada Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus atas perhatian serta dedikasi dalam menjaga dan melestarikan bahasa maupun budaya Sula.
“Berkat dukungan dan arahan ibu, program penyusunan kamus dan buku cerita rakyat ini dapat terlaksana dengan baik. Komitmen ibu adalah inspirasi bagi kami semua untuk terus memperjuangkan keberlanjutan budaya lokal,” ucapnya.
Selain itu, Burhan pun menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kepulauan Sula atas peran aktif dan dukungan penuh dalam proses penyusunan kamus dan buku cerita rakyat.
“Kerja sama yang solid antara berbagai pihak menunjukkan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama. Saya mengajak kita semua untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya ini, semoga hasil seminar ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan budaya dan pendidikan, serta menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Kepulauan Sula,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepulauan Sula, Marini Nur Ali berharap, melalui penyusunan kamus ini, tidak hanya mendokumentasikan bahasa, tetapi juga menjaga keberlanjutan jati diri di tengah arus globalisasi. Penyusunan buku cerita rakyat juga diharapkan menjadi jembatan penghubung bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai akar budaya, khususnya di Kepulauan Sula.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan tahap-tahap penting dalam penyusunan kamus dan buku cerita ini. Seminar akhir hari ini menjadi momen evaluasi dan penyempurnaan, sekaligus wujud komitmen kita untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Sula dalam melestarikan bahasa dan budaya kita,” imbuhnya mengakhiri.
Sekedar diketahui,Kegiatan bertajuk seminar akhir penyusunan kamus Bahasa Sua-Indonesia ini ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima master Kamus Bahasa Sua-Indonesia dan penyerehan Master Kamus Bahasa Sua-Indonesia dari Ketua Lembaga Pusat Studi dan Penelitian Pendidikan, Burhan Umaternate dan Kepala Dinas Pendidikan Kepulauan Sula, Marini Nur Ali. (ADL)
